Kamis, 07 Agustus 2014

Manakala Kau Pertahankan

Dalam hidup, manakala kau pertahankan keberanian untuk terus maju tanpa melihat jurang atau gunung yang menghadang, kau akan mengerti bahwa penting untuk menjadi  pemenang diantara ketidakberanian orang-orang di sekitarmu. Kau akan benar-benar menciptakan keajaiban dalam keberanianmu melangkah maju, sebab biasanya Tuhan mengirim malaikat untuk menerbangkanmu melampaui gunung dan jurang yang di luar kemampuanmu.

Manakala kau pertahankan keberanian untuk mempercayai diri dan kemampuanmu, kau akan mengemban semua kepercayaan orang-orang di sekitarmu, yang tidak cukup mempercayai diri dan kemampuan mereka. Kau akan dengan mudah mau mentorerir ketidakpecayaan mereka terhadap diri dan kemampuanmu dengan terus bergerak maju.

Manakala kau berani untuk tidak terlalu lama menunggu, dan lalu bergerak maju untuk mengisi perputaran waktu dengan menyibukan tanganmu yang menganggur, kau akan mengerti bangaimana rasanya jika tidak menepati janjimu. Dan kau tidak cukup pandai untuk membohongi mereka setelah dibohongi, kau juga tidak punya rasa benci meskipun berada diantara yang senang membenci. Lebih jauh tentang itu, kau tidak ahli berbicara dan bermain kata, sehingga dianggap tak berpengetahuan.

Manakala kau berani pertahankan kemenangan dan menerima bencana yang dari luar dugaanmu, kau akan mengerti bagaimana memberi penilaian terhadap seorang pencopet yang tertangkap tangan dan seseorang yang menghakimi pencopet itu. Kau juga akan mudah mengenali bagaimana sosok kebenaran yang dipagari dengan kebohongan sebening kaca. Dan Kau akan berani  memungut sesuatu milikmu yang berharga, yang telah jatuh, kemudian membentuknya kembali perlahan, agar jauh lebih indah dari sebelumnya.

Manakala kau bisa pertahankan kemenangan, itu karena kau mengerti cara mencapai kemenangan, dan kau tahu bagaimana menjaga kemenangan. Sebab kau sudah cukup tahu apa itu kekalahan dan tahu bagaimana bangkit dan melanjutkan perjalanan setelah jatuh. Kau tidak akan membiracakan kesalahan orang, sebab kau cukup tahu dan mengerti akan kesalahan yang kau lakukan di masa lalu.
Manakala kawan dan lawan saling bercinta tanpa menyakiti, kawan dan lawan berarti bagimu, tanpa ada udang dibalik batu, dan kau akan mengerti dan tahu betapa berartinya waktu 5 detik menjelang garis finis, yang sama berharga dengan sebuah kompetisi, dan yang paling penting, kau menjadi manusia, manusia yang benar-benar manusia.

Setelah Dalam Perjalanan

Setelah dalam perjalanan, kau akan mengerti bahwa apa yang di depan sangat penting untuk diperjuangkan, dicapai dan digapai, daripada duduk menunggu air laut surut. Dan kau akan mengerti bahwa, cinta bukan berarti selalu berpelukan, dan tahu bahwa cinta bukan berarti menguasai dan dikuasai.

Setelah dalam perjalanan, kau akan mengerti tentang keinginan, tindakan, harapan dan misteri, dan tahu mengapa Ibunda bersedia menyusuimu. Kau akan mengerti inti dari setiap pukulan yang di ulang oleh pengrajin samurai, dan mengerti tentang tindakan seorang petinju yang di pukul kalah lawannya, tapi dengan kepala terangkat, senyum mengembang di pipi, menghampiri sang juara lalu memeluk dan memberi salam, bukan menyaksikan anak kecil bersedih hati karena keinginannya tak dituruti.

Setelah dalam perjalanan, kau akan mengerti betapa penting untuk menyusuri jalan ini, hari ini, karena kedatangan hari esok, tidak pasti dan masih saja misterius. Kau akan mengerti bahwa, terlalu lama di tempat yang tak terjamah matahari, kurang baik bagi kulit, kau akan tahu betapa sinar matahari penting bagi kulit, dan kau akan tahu, berlebihan sinar matahari mengakibatkan kebakaran kulit.

Jadi, lakukanlah sesuatu guna mengisi jiwamu. Jangan kau menjadi menonton yang bertepuk tangan dari kursi di balkon. Lakukanlah sesuatu, dan kau akan mengerti dan tahu bahwa, sesungguhnya kau bisa, kau kuat, kau mampu dan kau juga bernilai.

Kau Harus Percaya


Dalam kehidupan, kau harus percaya bahwa kehadiranmu di dunia bukan tidak dengan tujuan. Kehadiranmu adalah untuk memaknai hidup dari kehidupan di dunia, sebagaimana Tuhan memberimu nafas agar kau mengerti dan tahu, menghargai pencipta dan sesama ciptaan, dimana keduanya harus punya ikatan yang saling terhubung (harmonis) dan tak boleh terpisahkan.

Kau harus percaya bahwa, saat di lapangan, kau mungkin saja menguasai bola, tapi tidak pernah terpikirkan olehmu bahwa ada seseorang di belakang, yang siap mengambil alih permainan. Dalam waktu yang singkat, kau mungkin kehilangan kendali, tetapi dalam keriuhan seperti apapun, harus percaya bahwa kau adalah raja di tempat itu (untuk sementara).

Kau harus percaya bahwa kau adalah ujung tombak, dan tak perlu meminjam rasa tertekan dan ketergesahan dari para penonton di luar, sebab dalam keadaan demikian, kau adalah raja dari semua anggota tubuhmu. Dan dalam waktu sepersekian detik, kau akan mengerti betapa pentingnya peran rekan seregu, betapa perlu, dalam waktu tertentu kau tak boleh melayani egoisme. Sebab, setiap tendangan tak selamanya tepat, tapi pantulannya ke rekan seregu akan mengagetkan.

Dalam waktu tertentu, kau harus menjadi pelatih sekaligus pemain, mungkin juga menjadi wasit atas dirimu, tapi bukan soal mendikte atau memberi hukuman, sebab dalam peranan, kau adalah raja. Tetapi pada akhirnya, kau harus sadar bahwa wajah dalam cermin bukan siapa-siapa selain dirimu sendiri. Bukan rekan seregumu yang memantulkan bola, bukan penonton yang tergesah-gesa, bukan komentator yang bisanya hanya mendikte, bukan pelatih yang tidak pernah duduk diam – meskipun tak melakukan apa-apa – atau bukan wasit yang dengan geram melempar lifrik.

Kau harus percaya bahwa sosok dalam cermin adalah kau yang hebat (untuk ukuran diri sendiri), yang memiliki hak untuk mengganti kebencian dengan cinta diri, lalu berhenti menyalahkan orang lain, kemudian berfokus pada kebaikan guna membangun diri agar lebih baik lagi, seiring timbul tenggelamnya matahari.

Panen pun akan melimpah, sejak kau lebih percaya pada diri dan tidak melupakan peran dari rekan satu tim,  karena kebaikan tergantung kebaikan yang terjalin, dan jauh di atas segalanya, baik buruk dalam kehebatan, lebih baik percaya diri sendiri dan jadi diri sendiri.

Sukses Bukan Tentang ...

Sukses bukan tentang berapa nilai sempurna yang terkumpul pada akhir semester, melainkan berapa banyak pelajaran, meski dengan nilai ala kadar, tetapi mampu diaplikasikan dalam tindakan nyata, bagi diri sendiri, dan kalau bisa, bagi lingkungan sekitar. Bukan tentang berapa gadis atau berapa pria yang menelponmu dalam sehari, karena kecantikan dan ketampanan, melainkan tentang berapa kali orang mengangkat topi karena tindakan beranimu dalam menolong orang yang benar-benar membutuhkan.

Sukses bukan tentang berapa banyak orang yang bertekuk lutut di hadapanmu. Bukan tentang olahraga apa yang paling kau gemari. Bukan tentang setelan seharga berapa yang kau kenakan. Bukan tentang sepatu atau mobil merek apa yang kau pakai, melaikan seberani apa kau melawan ego mementingkan diri sendiri, sejauh mana kau menghindari nafsu duniawi.

Sukses bukan tentang di lingkungan dan perkumpulan mana kau bergaul. Bukan tentang seberapa pengaruhnya kau di mata masyarakat. Bukan tentang seberapa banyak jam terbang yang dimiliki. Melainkan tentang seberapa dalam perhatianmu kepada kaum minoritas, seberapa sering kau mendedikasikan diri sepenuhnya guna memperjuangkan hak-hak kaum yang tertindas, dan seberapa banyak waktu yang kau punya untuk bercengkrama, mendengarkan keluh, dan harapan dari orang-orang di lingkungan tempat tinggalmu, bahkan anakmu, istrimu dan orangtuamu.

Sukses itu tantang, siapa saja dan orang dari kalangan mana yang kau cintai dengan setulus hati. Adalah tentang bagaimana kau mengolah perasaan tentang dirimu sendiri terhadap orang lain. Tentang bagaimana kau menghargai manusia sebagai ciptaan mulia, bukan karena apa yang dimiliki manusia. Tentang berapa besar kau menjaga kepercayaan yang diberikan dan seberapa besar serius manajaga kepercayaanmu pada pemberi mandat. Tentang seberapa bahagianya kau sehingga ikut membahagiakan yang sedih. Tentang seberapa besar rasa cinta dan welas asih yang kau miliki.

Sukses adalah tentang seberapa banyak kau menaklukan ketakutan diri, yang membelenggu dan menghalangimu. Juga tentang mengatasi rasa tidak perduli menjadi peduli semua ciptaan. Tantang bagaimana kau bangkit dari kejatuhan yang memalukan. Tentang kesediaan kau dalam menerima kritikan dan mengolahnya menjadi lembut. Tentang kesediaan kau memaafkan yang memfitnah dan mencemarkan nama baikmu. Tentang bagaimana kau mendedikasikan hidupmu untuk menyentuh orang lain dangan cara berbeda. Penting diatas segalanya adalah, menjadi orang pemberani dalam segala aspek kehidupan.